Sabtu, 04 Juli 2015

Sampah Masyarakat

Hal yang menarik lainnya di Eco Green Park adalah berbagai pemanfaatan sampah di sajikan dalam display yang menarik. Mulai pemanfaatan sampah organik basah sebagai bahan dasar pupuk organik baik berupa kompos juga bisa pupuk cair. Pembuatan bio gas dari kotoran, dan olahan sampah organik lainnya.

Sampah organik kering seperti material kertas, dahan dan ranting bisa dimanfaatkan berbagai produk kreatif, atau bisa didaur ulang menjadi bubur kertas, menjadi kertas daur ulang atau bahkan diproses ulang menjadi kertas.

Sampah non organik khususnya plastik ternyata juga banyak sekali ragamnya dan cara pengolahannya. Baik didaur-ulang menjadi bahan dasar yang sama, misalnya untuk jenis-jenis thermo-plastik. sedangkan plastik dengan kategori thermoset, dimana plastik ini tidak bisa dilebur, maka bisa dialih fungsikan untuk beraneka karya seni, aneka cendera-mata, aneka produk kreatif lainya. 

Untuk sampah logam, kecuali bisa dilebur ulang juga bisa dibuat karya seni, maupun produk-produk yang fungsional lainnya.

Diperkenalkan pula prinsip pengendalian sampah yang dikenal dengan, reduse, yaitu mengusahakan mengurangi limbah sampah, contoh paling gampang membawa wadah sendiri kalau belanja. Reuse, memakai kembali bahan-bahan yang masih bisa dipakai secara maksimal, dengan cara menghindari barang-barang yang hanya sekali pakai (disposable). Recycle, dengan cara mengumpulan barang yang bisa didaur-ulang atau di alih fungsikan, lewat para pemulung. Satu lagi adalah Replace, yaitu mengganti barang-barang yang cepat rusak menjadi sampah dengan barang-barang yang tahan lama, misalnya menghindari sampah elektronik dengan memakai peralatan yang berumur lebih panjang.

Sedangkan sampah jenis B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), harus dipisahkan dan harus dimusnahkan dengan cara membakar ditempat khusus. Misalnya limbah obat-obatan, sampah berbahaya dari rumah sakit, industri, dll.

Hal yang lebih menarik lagi adalah bagaimana sampah rumah tangga bisa dikelola secara bersama-sama, dengan lebih dikenal pengolahan sampah masyarakat, atau pengolahan sampah perbasis masyarakat. Dasar pokok pemikirannya adalah, sampah mulai tingkat rumah tangga sudah dikelola dengan cara memilih dan memilah. Sehingga sampah yang diangkut harian hanya sampah basah karena sampah kering sementara dikumpulkan di tempat terpisah. Bagi yang punya lahan sampah basah bahkan bisa dibuat kompos mandiri misalnya dengan memanfaatkan dalam biopori. 

Apabila sampah basah tidak memungkinkan dikelola di rumah maka dibuang ditempat pembuangan sampah sementara, dimana sampah basah tersebut bisa dibuat kompos atau pupuk secara kolektif masyarakat. Sehingga ada cadangan pupuk untuk bercocok-tanam dalam lahan dalam masyarakat itu sendiri. Ini guna mendukung program penghijauan, atau menambah paru-paru kota. disamping membuka peluang usaha.

Pada tahap kedua ini sampah non-organikpun bisa dikelola secara kolektif masyarakat. Yaitu dengan cara mengelompokkan sampah yang memiliki nilai ekonomis, ini meniru cara kerja pemulung, yaitu mensortir sampah. Bahkan apabila volumenya besar, pada tahap ini, bisa dibuat mesin pencacah plastik misalnya. Pengelolaan ini akan jadi income bagi masyarakat.

Pada tahap akhir dimana sampah tinggal dalam kwantitas sedikit dan sudah tidak bisa didaur ulang, maka sampah bisa diangkut ke TPA (tempat pembuangan sampah akhir), khususnya sampah B3 yang harus dimusnahkan dengan incinerator.

Lalu bagaimana dengan sampah masyarakatnya. Jangan terlalu menghakimi, banyak mereka yang dianggap sampah masyarakat, ternyata berbalik menjadi teladan, itu semua karena ada orang-orang yang mengasihinya entah dengan dikunjunginya di penjara, ada yang memberi nasihat dan ada anda yang mendoakan dengan setia.

Sampahpun ternyata juga bermanfaat.

 Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar